JANGAN JADI TUKANG NYONTEK! *maafcapslockjebol*
Hehe, sebenarnya sih inti dari postingan saya kali ini cuma
itu aja kok. Pesannya hanya satu : Jangan nyontek!
Kalau sekiranya kalian yang sedang baca ini bukan si tukang
nyontek yang saya maksud, bisa abaikan saja tulisan saya kali ini. Tapi buat
yang masih suka jadi pelaku contek-mencontek, saya sarankan untuk baca tulisan
saya ini lebih lanjut deh.
Saya sendiri bukan orang yang cerdas, nilai sekolah saya juga
jarang sekali sangat gemilang. Saya juga merasa lemah di pelajaran-pelajaran
eksak, meskipun dulu pas SMA malah memaksakan diri tersiksa secara suka rela
di kelas IPA. Kalau kalian lihat ijazah SMA, SMP bahkan SD saya, kalian mungkin
bahkan bisa tertawa saking buruknya nilai-nilai ujian saya. Pokoknya satu hal
utama yang perlu saya tegaskan adalah : saya bukan orang cerdas dengan prestasi
nilai yang gemilang!
Hal kedua yang perlu saya beritahukan sebelum kalian baca
tulisan ini lebih lanjut, yaitu adalah : saya bukan orang yang tidak pernah
menyontek! Ya! Saya juga pernah nyontek saat di sekolah! Tapi saya sudah bertekad untuk sebisa mungkin
tidak pernah melakukan hal seperti itu lagi.
Jadi, yang perlu saya tegaskan sekali lagi adalah saya bukan
orang yang cerdas, sehingga nyontek sebenarnya bisa jadi merupakan kebutuhan
primer saya selama sekolah maupun kuliah! Tetapi saya sudah berkomitmen sejak
beberapa tahun silam bahwa saya akan berusaha untuk tidak menyontek sama sekali!
Tidak peduli seberapa susah soalnya bahkan hanya untuk bertanya rumus untuk
jawab soal, saya telah bertekad tidak akan mau menyontek lagi! Dan saya tidak
pernah menyesali keputusan untuk berhenti melakukan kebiasaan itu sama sekali.
Meskipun seringkali hasil nilai ujian saya berakhir dengan menanjak tajam
kebawah.
Maka bagi kalian yang masih duduk di bangku sekolah maupun
kuliah serta harus menghadapi berbagai ujian, ulangan atau pun kuis saya
sarankan berhenti menyontek sekarang juga! Karena kalian akan mengetahui
dahsyatnya pengaruh dari menghentikan perilaku ini suatu saat nanti.
Kenapa harus berhenti? Apa alasannya? Apa karena itu sudah
jadi slogan guru yang terus diulang-ulang seperti kaset rusak sebelum memulai
ritual ujian?
Alasannya sebenarnya simpel saja kalau buat saya. Tanyakan
pada diri kalian apa substansi dari ujian yang kalian jalani itu sendiri.
Kenapa saya harus mengikuti dan mengerjakan ujian?
Apa tujuannya?
Tanyakan itu terlebih dahulu! Dan pikirkan jawaban kalian yang paling jujur—sejujur-jujurnya.
Kenapa saya harus mengikuti dan mengerjakan ujian?
Apa tujuannya?
Tanyakan itu terlebih dahulu! Dan pikirkan jawaban kalian yang paling jujur—sejujur-jujurnya.
Jika jawabannya adalah karena hanya ingin mendapatkan sebuah
nilai dari ujian tersebut. Tanyakan lagi, buat apa nilai-nilai itu? Kalian
gunakan untuk apa?
Biar bisa masuk ke sekolah atau kampus unggulan? Biar bisa
dapat kerja di perusahaan yang bagus? Takut dimarahin ortu? Semua teman-teman juga
sama aja kayak gitu? Karena sudah kebiasaan? Atau kamu sendiri gak tahu alasan pasti
kenapa selama ini kamu hobi nyontek?
Oke, biar lebih singkat dan enggak berbelit-belit saya akan
tuliskan saja 5 poin kenapa mulai detik ini kita harus merubah kebiasaan mencontek di sekolah maupun di kampus! Silahkan di simak ya, guys!
Nyatanya, ujian diadakan bertujuan untuk menguji kemampuan
siswa/mahasiswa dalam memahami teori yang selama rentang waktu tertentu
diberikan oleh pengajar. Kalau kita nyontek, terus apa gunanya dong ujian itu
diadakan? Toh, nilai itu bukan murni hasil kerja kita. Kalau kita ngerjain
dengan cara nyontek, entah itu dari teman, repekan, googling atau hasil nyomot dari share
teman di grup line kelas. Jelas banget itu artinya yang kita tuliskan bukan
berdasarkan pengetahuan kita dan apa yang kita pahami dari materi ujian
tersebut. Dan hasil ujian itu nyatanya bukan milik kita secara makna harfiah,
dan hanya secara teknis saja. Ujung-ujungnya hanya jadi formalitas untuk
ditulis di rapor/kartu hasil studi (KHS) belaka. Atau barangkali nilai ujian
hasil contekan itu hanya untuk menghindari ikut ujian susulan, ngulang mata
kuliah yang sama tahun depan atau malahan biar gak malu sama gebetan kalau
ketahuan nilainya anjlok ... takut turun pencitraan?
2. Kita
Ngapain Sekolah dan Kuliah?
Saat ditanya alasan kenapa kita harus sekolah atau
melanjutkan kuliah, nyaris rata-rata pasti kita tentu akan menjawab untuk
menuntut ilmu. Tapi karena kata-kata biasanya tak seindah kenyataan yang
terpampang nyata, pada akhirnya itu hanyalah menjadi bualan belaka. Bolos
kelas, main hp di kelas atau malah sibuk ngobrol sendiri sama teman di kelaslah
yang jadi kegiatan rutinan saat guru/dosen nerangin materi. Gak heran kalau pas
ujian malah bingung mau jawab apa, karena gak ngerti sama sekali. Dan
ujung-ujungnya nyontek deh. Dan bukan rahasia umum lagi kalau pas ujian jadi
kong kalikong deh buat cari jawaban sama teman-teman sepermainan. Terus ngapain
capek-capek sekolah, kalau ilmu yang jadi tujuan datang kesana malah gak ada
esensinya sama sekali?
3. Gak Mau Kasih Contekan = Pelit?
Kalian udah gak nyontek sih, tapi masih kasih contekan?
Please ... hentikan kebiasan yang satu itu juga mulai sekarang. Dibilang pelit
gara-gara gak mau kasih contekan? Dibilang sok pinter? Budek? Tau gak, dengan
kalian gak mau kasih contekan itu malah kita telah membantu teman kita. Iya!
Karena kita sudah nyelamatin dia dari kesesatan yang nyata. Coba kita pikirkan
deh. Kalau kita terus-terusan ngasih dia contekan, dan membiarkan dia
mengerjakan ujian dengan bergantung dari hasil contekan orang lain. Itu sama
saja kita telah menjerat dia dengan tali kemalasan dan kebodohan. Itu ibaratnya
sama aja kayak nyuapin anak dari bayi sampe gede! Dia gak akan bisa berkembang
dan otaknya bakalan tumpul karena jarang diasah. Beneran deh, kalau kalian
masih kemakan sama omongan yang satu ini, dan mau aja ngasihin contekan kalian
karena takut dibilang pelit atau kasihan sama teman kalian yang pasang muka
melas tiap mohon-mohon jawaban. Baca poin selanjutnya...
4. Daripada Memberi Contekan, Lebih Baik ...
Coba bantu ajarkan teman kita yang ngerasa lemah di mata
pelajaran/kuliah tertentu. Atau kalian bisa saling diskusi dan belajar bareng.
Klise memang, ala-ala anjuran yang ada di buku PKn. Tapi nyatanya ini
benar-benar worth it banget buat kita
dan teman kita kalau bisa dilakukan secara konsisten. Kalau ada tugas juga,
kalian bisa ngerjain dan memecahkan masalah bareng buat menyelesaikan tugas. Hal
ini selain bisa memberikan amal jariyah buat kita karena mau untuk saling berbagi
ilmu, juga dapat membuatmu makin pinter. Tahu gak
kenapa orang suka mudah lupa sama materi pelajarannya? Hafalan pas ujian juga
biasanya suka nguap entah kemana setiap kali udah beres ujiannya. Jawabannya adalah
karena setelah dapat ilmu itu, biasanya tidak dipelajari ulang lagi. Coba deh
kalau sering-sering berbagi ilmu, ngajarin teman atau diskusi tentang
pelajaran, biasanya ilmu yang didapat bakalan lebih mudah nempel di otak. Itu
karena materi tersebut sering diulang-ulang, hingga akhirnya malah jadi hafal
di luar kepala. Dan yang pastinya kegiatan ini jelas lebih barokah ketimbang
nyontek pas ujian.
5. Jujur Sama Diri Sendiri
Dengan komitmen untuk enggak menyontek lagi, itu sama artinya kita
telah mulai bersikap dengan jujur. Tidak hanya sama guru atau dosenmu, tetapi jujur dengan dirimu
sendiri juga. Terlebih lagi sama yang Maha Melihat. Kalau kita nyontek, itu
sama aja kita gak percaya dengan kemampuan diri sendiri. Ingat! Kejujuran itu
adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Kalau kita jujur, semua hal akan
menjadi lebih mudah. Mungkin terkadang terasa berat, tapi kalau sudah komitmen
untuk dijalani pasti akan terasa lebih ringan ke depannya. Dan akan ada jutaan
manfaat yang bakalan dirasakan. Bayangkan saja kalau nilai yang kita dapatkan
selama ini di ijazah ternyata kebanyakan hasil nyontek dan tidak jujur, lalu
kemudian ijazah tersebut dipakai buat ngelamar kerja dan untuk mendapatkan
uang. Bagaimana coba?
Oke, mungkin barangkali cuma itu yang bisa saya sampaikan.
Sekali lagi saya tegaskan bahwa saya sendiri bukan manusia yang sempurna dan
juga tidak luput dari kegiatan mencontek di masa lalu. Tapi selagi masih ada
waktu untuk berbenah, yuk mulai pelan-pelan ubah mental nyontek yang selama ini
jadi budaya siswa dan mahasiswa, menjadi budaya jujur yang percaya dengan
kemampuan diri sendiri. Bukan rahasia umum memang kegiatan yang satu ini karena
sudah mengakar sejak lama, hingga bahkan tak jarang ada beberapa guru yang
membiarkan meskipun tahu dan parahnya malah ada yang menyuruh siswa untuk
saling menyontek. Meskipun begitu, bukan jadi halangan untuk kita dapat melawan
arus. Jadilah agen perubahan dengan mental jujur yang haus akan ilmu.
Kalau kita salah satu yang berdiri di barisan para anti
korupsi, kolusi dan nepotisme. Maka, kita juga harus 100% meninggalkan
kebiasaan yang satu ini. Korupsi itu bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Dan
kalau dari dini sudah menanam bibit-bibit kebiasaan tidak jujur, maka bukan
tidak mungkin dikemudian hari akan berahkir jadi tikus pemakan duit rakyat!
Oke, see you in my next post!
Makasih kak atas sarannya karena saya sekarang memang lagi berada di posisi itu, tapi untuk poin 3 itu emng benar" sulit buat dilakuin si
BalasHapus