15 Juni 2017

Budaya Nyontek = Gak Pelit?


JANGAN JADI TUKANG NYONTEK! *maafcapslockjebol*

Hehe, sebenarnya sih inti dari postingan saya kali ini cuma itu aja kok. Pesannya hanya satu : Jangan nyontek!

Kalau sekiranya kalian yang sedang baca ini bukan si tukang nyontek yang saya maksud, bisa abaikan saja tulisan saya kali ini. Tapi buat yang masih suka jadi pelaku contek-mencontek, saya sarankan untuk baca tulisan saya ini lebih lanjut deh.

Saya sendiri bukan orang yang cerdas, nilai sekolah saya juga jarang sekali sangat gemilang. Saya juga merasa lemah di pelajaran-pelajaran eksak, meskipun dulu pas SMA malah memaksakan diri tersiksa secara suka rela di kelas IPA. Kalau kalian lihat ijazah SMA, SMP bahkan SD saya, kalian mungkin bahkan bisa tertawa saking buruknya nilai-nilai ujian saya. Pokoknya satu hal utama yang perlu saya tegaskan adalah : saya bukan orang cerdas dengan prestasi nilai yang gemilang!

Hal kedua yang perlu saya beritahukan sebelum kalian baca tulisan ini lebih lanjut, yaitu adalah : saya bukan orang yang tidak pernah menyontek! Ya! Saya juga pernah nyontek saat di sekolah!  Tapi saya sudah bertekad untuk sebisa mungkin tidak pernah melakukan hal seperti itu lagi.

Jadi, yang perlu saya tegaskan sekali lagi adalah saya bukan orang yang cerdas, sehingga nyontek sebenarnya bisa jadi merupakan kebutuhan primer saya selama sekolah maupun kuliah! Tetapi saya sudah berkomitmen sejak beberapa tahun silam bahwa saya akan berusaha untuk tidak menyontek sama sekali! Tidak peduli seberapa susah soalnya bahkan hanya untuk bertanya rumus untuk jawab soal, saya telah bertekad tidak akan mau menyontek lagi! Dan saya tidak pernah menyesali keputusan untuk berhenti melakukan kebiasaan itu sama sekali. Meskipun seringkali hasil nilai ujian saya berakhir dengan menanjak tajam kebawah.

Maka bagi kalian yang masih duduk di bangku sekolah maupun kuliah serta harus menghadapi berbagai ujian, ulangan atau pun kuis saya sarankan berhenti menyontek sekarang juga! Karena kalian akan mengetahui dahsyatnya pengaruh dari menghentikan perilaku ini suatu saat nanti.

Kenapa harus berhenti? Apa alasannya? Apa karena itu sudah jadi slogan guru yang terus diulang-ulang seperti kaset rusak sebelum memulai ritual ujian?

Alasannya sebenarnya simpel saja kalau buat saya. Tanyakan pada diri kalian apa substansi dari ujian yang kalian jalani itu sendiri. 

Kenapa saya harus mengikuti dan mengerjakan ujian? 

Apa tujuannya? 

Tanyakan itu terlebih dahulu! Dan pikirkan jawaban kalian yang paling jujur—sejujur-jujurnya.

Jika jawabannya adalah karena hanya ingin mendapatkan sebuah nilai dari ujian tersebut. Tanyakan lagi, buat apa nilai-nilai itu? Kalian gunakan untuk apa?

Biar bisa masuk ke sekolah atau kampus unggulan? Biar bisa dapat kerja di perusahaan yang bagus? Takut dimarahin ortu? Semua teman-teman juga sama aja kayak gitu? Karena sudah kebiasaan? Atau kamu sendiri gak tahu alasan pasti kenapa selama ini kamu hobi nyontek?

Oke, biar lebih singkat dan enggak berbelit-belit saya akan tuliskan saja 5 poin kenapa mulai detik ini kita harus merubah kebiasaan mencontek di sekolah maupun di kampus! Silahkan di simak ya, guys!






1. Substansi dari Ujian itu Sendiri Apa?

Nyatanya, ujian diadakan bertujuan untuk menguji kemampuan siswa/mahasiswa dalam memahami teori yang selama rentang waktu tertentu diberikan oleh pengajar. Kalau kita nyontek, terus apa gunanya dong ujian itu diadakan? Toh, nilai itu bukan murni hasil kerja kita. Kalau kita ngerjain dengan cara nyontek, entah itu dari teman, repekan, googling atau hasil nyomot dari share teman di grup line kelas. Jelas banget itu artinya yang kita tuliskan bukan berdasarkan pengetahuan kita dan apa yang kita pahami dari materi ujian tersebut. Dan hasil ujian itu nyatanya bukan milik kita secara makna harfiah, dan hanya secara teknis saja. Ujung-ujungnya hanya jadi formalitas untuk ditulis di rapor/kartu hasil studi (KHS) belaka. Atau barangkali nilai ujian hasil contekan itu hanya untuk menghindari ikut ujian susulan, ngulang mata kuliah yang sama tahun depan atau malahan biar gak malu sama gebetan kalau ketahuan nilainya anjlok ... takut turun pencitraan?


2. Kita Ngapain Sekolah dan Kuliah?

Saat ditanya alasan kenapa kita harus sekolah atau melanjutkan kuliah, nyaris rata-rata pasti kita tentu akan menjawab untuk menuntut ilmu. Tapi karena kata-kata biasanya tak seindah kenyataan yang terpampang nyata, pada akhirnya itu hanyalah menjadi bualan belaka. Bolos kelas, main hp di kelas atau malah sibuk ngobrol sendiri sama teman di kelaslah yang jadi kegiatan rutinan saat guru/dosen nerangin materi. Gak heran kalau pas ujian malah bingung mau jawab apa, karena gak ngerti sama sekali. Dan ujung-ujungnya nyontek deh. Dan bukan rahasia umum lagi kalau pas ujian jadi kong kalikong deh buat cari jawaban sama teman-teman sepermainan. Terus ngapain capek-capek sekolah, kalau ilmu yang jadi tujuan datang kesana malah gak ada esensinya sama sekali?


3. Gak Mau Kasih Contekan = Pelit?

Kalian udah gak nyontek sih, tapi masih kasih contekan? Please ... hentikan kebiasan yang satu itu juga mulai sekarang. Dibilang pelit gara-gara gak mau kasih contekan? Dibilang sok pinter? Budek? Tau gak, dengan kalian gak mau kasih contekan itu malah kita telah membantu teman kita. Iya! Karena kita sudah nyelamatin dia dari kesesatan yang nyata. Coba kita pikirkan deh. Kalau kita terus-terusan ngasih dia contekan, dan membiarkan dia mengerjakan ujian dengan bergantung dari hasil contekan orang lain. Itu sama saja kita telah menjerat dia dengan tali kemalasan dan kebodohan. Itu ibaratnya sama aja kayak nyuapin anak dari bayi sampe gede! Dia gak akan bisa berkembang dan otaknya bakalan tumpul karena jarang diasah. Beneran deh, kalau kalian masih kemakan sama omongan yang satu ini, dan mau aja ngasihin contekan kalian karena takut dibilang pelit atau kasihan sama teman kalian yang pasang muka melas tiap mohon-mohon jawaban. Baca poin selanjutnya...


4. Daripada Memberi Contekan, Lebih Baik ...

Coba bantu ajarkan teman kita yang ngerasa lemah di mata pelajaran/kuliah tertentu. Atau kalian bisa saling diskusi dan belajar bareng. Klise memang, ala-ala anjuran yang ada di buku PKn. Tapi nyatanya ini benar-benar worth it banget buat kita dan teman kita kalau bisa dilakukan secara konsisten. Kalau ada tugas juga, kalian bisa ngerjain dan memecahkan masalah bareng buat menyelesaikan tugas. Hal ini selain bisa memberikan amal jariyah buat kita karena mau untuk saling berbagi ilmu, juga dapat membuatmu makin pinter. Tahu gak kenapa orang suka mudah lupa sama materi pelajarannya? Hafalan pas ujian juga biasanya suka nguap entah kemana setiap kali udah beres ujiannya. Jawabannya adalah karena setelah dapat ilmu itu, biasanya tidak dipelajari ulang lagi. Coba deh kalau sering-sering berbagi ilmu, ngajarin teman atau diskusi tentang pelajaran, biasanya ilmu yang didapat bakalan lebih mudah nempel di otak. Itu karena materi tersebut sering diulang-ulang, hingga akhirnya malah jadi hafal di luar kepala. Dan yang pastinya kegiatan ini jelas lebih barokah ketimbang nyontek pas ujian.


5. Jujur Sama Diri Sendiri

Dengan komitmen untuk enggak menyontek lagi, itu sama artinya kita telah mulai bersikap dengan jujur. Tidak hanya sama guru atau dosenmu, tetapi jujur dengan dirimu sendiri juga. Terlebih lagi sama yang Maha Melihat. Kalau kita nyontek, itu sama aja kita gak percaya dengan kemampuan diri sendiri. Ingat! Kejujuran itu adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Kalau kita jujur, semua hal akan menjadi lebih mudah. Mungkin terkadang terasa berat, tapi kalau sudah komitmen untuk dijalani pasti akan terasa lebih ringan ke depannya. Dan akan ada jutaan manfaat yang bakalan dirasakan. Bayangkan saja kalau nilai yang kita dapatkan selama ini di ijazah ternyata kebanyakan hasil nyontek dan tidak jujur, lalu kemudian ijazah tersebut dipakai buat ngelamar kerja dan untuk mendapatkan uang. Bagaimana coba?

Oke, mungkin barangkali cuma itu yang bisa saya sampaikan. Sekali lagi saya tegaskan bahwa saya sendiri bukan manusia yang sempurna dan juga tidak luput dari kegiatan mencontek di masa lalu. Tapi selagi masih ada waktu untuk berbenah, yuk mulai pelan-pelan ubah mental nyontek yang selama ini jadi budaya siswa dan mahasiswa, menjadi budaya jujur yang percaya dengan kemampuan diri sendiri. Bukan rahasia umum memang kegiatan yang satu ini karena sudah mengakar sejak lama, hingga bahkan tak jarang ada beberapa guru yang membiarkan meskipun tahu dan parahnya malah ada yang menyuruh siswa untuk saling menyontek. Meskipun begitu, bukan jadi halangan untuk kita dapat melawan arus. Jadilah agen perubahan dengan mental jujur yang haus akan ilmu.

Kalau kita salah satu yang berdiri di barisan para anti korupsi, kolusi dan nepotisme. Maka, kita juga harus 100% meninggalkan kebiasaan yang satu ini. Korupsi itu bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Dan kalau dari dini sudah menanam bibit-bibit kebiasaan tidak jujur, maka bukan tidak mungkin dikemudian hari akan berahkir jadi tikus pemakan duit rakyat!

Oke, see you in my next post!
     


1 komentar:

  1. Makasih kak atas sarannya karena saya sekarang memang lagi berada di posisi itu, tapi untuk poin 3 itu emng benar" sulit buat dilakuin si

    BalasHapus