10 Desember 2016

Dia Bilang Saya Psikopat?

Desember 10, 2016 2 Comments

"Tahu gak kamu dibilang psikopat loh sama si *****"

Jdeeerr. Mendadak petir di siang bolong.

Entah itu maksudnya hanya bercanda atau memang yang bersangkutan berniat bilang seperti itu. Yang pasti saya cukup merasa heran dengan penilaiannya.

Maksud saya apakah orang ini benar-benar mengatai saya begitu atau sebenarnya dia bahkan tidak tahu arti sesungguhnya dari seorang psikopat.

Oke pada konteks ini saya asumsikan apa yang dikatakan teman saya memang benar seperti itu. Karena saya sendiri tidak mendengarnya secara langsung. Tapi ini cerita dari mulut teman saya. #lebihnyeseklagi


Source : https://www.encrypted-tbn3.gstatic.com

Bayangkan itu seorang gadis normal disebut sebagai psikopat di belakangnya. Kalau mau sedikit menggali ilmu dari om Google atau sumber lainnya, mestinya tahu yang dimaksud psikopat adalah seorang pembunuh berdarah dingin.

Salah satu contoh psikopat that you must know itu misalnya seperti tokoh komik Joker yang digambarkan sebagai musuh Batman. Dimana Joker ini diceritakan merupakan tokoh dalang kejahatan dan seorang pembunuh. Ditambah lagi Joker ini merupakan psikopat dengan rasa humor yang sadistik. Lihat saja itu, mulutnya yang merah terlihat tersenyum lebar tapi really looks creepy.

Tokoh fiktif psikopat lainnya sebagai gambaran lain yang lebih mengerikan itu misalnya seperti tokoh Jigsaw dalam film Saw yang super sadis. Jigsaw digambarkan memakai topeng kepala babi dan jubah hitam-merah dengan tubuh yang mulai membusuk karena penyakit kankernya, dan sering menggunakan boneka bernama Billy dengan sepeda roda tiga mininya untuk mewakilkan dirinya di hadapan para korban dan polisi. Jigsaw bahkan digambarkan menjadi sosok pembunuh berantai yang menjadikan nyawa manusia sebagai permainan yang mengerikan, dan rasa-rasanya sangat mustahil bisa dilakukan di dunia nyata.

Coba bayangkan itu? Bagaimana mungkin kata psikopat yang disematkan kepada dua tokoh sadis pembunuh mengerikan diatas, juga disematkan kepada saya? Hufffttt

Oke, back to the point ...

Jadi hanya karena saya hampir tidak pernah berbicara dengannya dan terlihat pendiam lantas bisa dengan seenaknya saja mengatakan orang lain adalah seorang psikopat. Are you serious?

Apakah pendiam itu bisa direpresentasikan sebagai seorang psikopat? Apa korelasinya coba?

Baca : Catatan Manusia Introvert

Jujur saya sih gak begitu peduli pas dengar bahwa saya dikatakan seperti itu. Karena hal itu sama sekali gak benar. Tapi gak bisa dipungkiri juga saya sempat memikirkannya juga. Heran aja sih ... kok bisa ya saya sampai dikira seorang psikopat?

Hmmm ... itulah manusia. Kadang menilai seenak jidatnya aja. Inilah yang menjadi salah satu alasan terbesar saya lebih suka untuk diam saja. Karena lidah itu sangat tajam. Kalau tidak dijaga bukan hal aneh lagi kalau bisa melukai hati orang lain. Bukankah Rasulullah juga menganjurkan kalau kita tidak bisa berkata yang baik maka sebaiknya diam saja.

Jadi kalau kata-kata yang kita luncurkan sekiranya bukan hal yang baik atau tidak penting mestinya mulut mendingan dikunci aja, kan? Apalagi kalau yang diucapkan hanyalah ghibah atau lebih parah lagi adalah fitnah semata (asumsi secara subjektif).

Tapi kalau dengan diam malah dikira psikopat memang agak nyelekit sih. Tapi yaudah lah ya wong setunggal aja kok yang bilang gitu. Wkwkwk ... sisanya pada bilang saya kalem kok.

Sudah cukup sekian dan terima kasih. Sorry curcol. Ini cerita lama yang tiba-tiba teringat lagi. InsyaAllah gak ada dendam sama sekali kok. Cuma sebagai pembelajaran saja untuk kita semua.

Seperti kata-kata klasik ini, "Don't judge cover by its cover"Bukan bermaksud membela diri sendiri. Tapi ini adalah nasehat untuk saya dan kalian juga yang baca. Bahwa menilai orang lain itu tidak bisa dilihat dari apa yang terlihat saja. Tapi nilailah dari apa yang terdapat dalam dirinya yang sesungguhnya. Karena pencitraan hanya untuk terlihat baik dimata semua orang tidak selamanya berarti orang itu memang benar-benar orang yang baik.

Oke, see you in my next post! ✌

15 November 2016

Dilema Mahasiswa Pertanian

November 15, 2016 7 Comments

A : "Mbak jurusannya apa?" bertanya dengan antusias.

B : "Agribisnis" jawabnya singkat.

A : Pasang muka bengong.

B : "Pertanian!" tegasnya

A : "Oh ..." mulutnya membulat. Terlihat kecewa.

B : Mulai bete.

A : "Ngapain mbak kuliah di pertanian? Emang entar kerjanya jadi apa? Mau jadi petani aja kok pake kuliah segala?"

B : "Siapa bilang? Orang jadi dokter kok?" dengan wajah yakin.

A : Lagi-lagi bengong.

B : "Dokter spesialis analisis bidang pertanian!"

A : " Edeh ... sok idealis deh mbak. Bilang aja entar paling maunya kerja di tempat yang ber-AC. Ngapain sih kuliah di pertanian? Madesu itu!" komentarnya dengan nada meremehkan.

B : "Ya, terserah Anda lah,"

Percakapan berakhir.



Ada yang pernah mengalami percakapan serupa dengan yang diatas?

Hmm ... Anda mahasiswa pertanian ya?

Ya, walaupun percapakan diatas memang sedikit didramatisir tapi nyatanya hampir setiap mahasiswa yang kuliah di fakultas pertanian mungkin pernah mendapatkan komentar semacam itu.

Termasuk saya. Iya saya! Karena saya kuliah di pertanian.

Seringkali yang bertanya suka menunjukkan sikap 'meremehkan' saat mengetahui jurusan kuliah mahasiswa pertanian. Apalagi ditambah berasal dari kampus bukan favorit. Makin underestimate lah pandangan orang-orang.

Kesannya pekerjaan sebagai petani dan orang-orang yang berkecimpung di bidang pertanian adalah orang-orang yang ada di kasta paling terendah dalam lingkungan sosial.

Sedih ... ? Iya, pasti! Karena harga diri cukup terluka karena merasa dipandang sebelah mata. Kemudian mulai berpikir apa saya sudah salah jurusan ya?

Apakah menjadi mahasiswa pertanian seburuk itu?

Apakah menjadi mahasiswa pertanian adalah sebuah dosa?

Aduh kenapa jadi mulai sentimentil ini ... sabar sabar. Gak semua orang kok bersikap begitu ... mungkin hanya orang-orang yang pemikirannya terlalu pragmatis dan sempit saja yang bisa tega berkata seperti itu.

Anggap saja mungkin selama ini dia gak makan nasi dari beras. Tapi mungkin dia makan nasi dari beras plastik.

Mungkin saja dia lupa kalau makanan yang dimakannya adalah berasal dari hasil kerja keras para petani dengan penuh kurasan keringat.

Mungkin dia berpikir nasi yang dia makan adalah hasil cetakan printer. Serta lauk-pauk dan sayur mayur yang dimakannya hanya perlu didownload lewat internet.

Sehingga dengan enteng dan tanpa rasa dosa bisa meremehkan serta mematahkan semangat para mahasiswa pertanian. Dan tentunya menganggap rendah profesi seorang petani.

"Wiiihhh luar biasa!" mungkin komentar ini adalah sekedar angan-angan saja saat orang mengetahui mahasiswa yang ditanyanya adalah mahasiswa dari fakultas pertanian. Yah ... sebenarnya paling banter sih orang-orang yang nanya cuma bakalan merespon dengan seruan "oh...". Yang membedakan mah cuma panjang pendeknya aja. Ada yang "oh" aja, ada juga yang "oooooohhhhh" gitu.

Padahal bisa jadi diantara para mahasiswa pertanian itu, ada mereka yang memang benar-benar memiliki niat yang tulus untuk memajukan pembangunan pertanian di Indonesia. Apakah ini tidak terdengar semulia profesi seorang dokter?

Oke, faktanya memang banyak mahasiswa pertanian yang mengaku salah jurusan atau itu adalah pilihan terakhir daripada enggak kuliah sama sekali. Tapi tidak sedikit juga kok yang benar-benar punya cita-cita mulia untuk memajukan pembangunan pertanian di Indonesia, atau setidaknya untuk melanjutkan perjuangan orang tua yang berprofesi sebagai petani agar bisa mengelola usaha taninya menjadi lebih produktif. Entah itu dengan menjadi penyuluh pertanian, peneliti, dosen, PNS di sektor pertanian, wiraswasta, praktisi dan profesi lain yang berada dalam lingkaran serupa.

Ya, mungkin memang benar fakta bahwa banyak lulusan dari fakultas pertanian ketika lulus akhirnya malah bekerja di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya. Tapi pada kenyataannya banyak lulusan selain pertanian pun yang melakukan hal yang sama, kan?

Source : dokumen pribadi

Saya sendiri jujur sama sekali gak pernah kepikiran akan kuliah di pertanian. Saya sendiri sebelum akhirnya memutuskan untuk kuliah di pertanian selalu berpikir kalau pertanian itu hanya identik dengan kemiskinan, desa, lumpur, kerbau, cangkul, traktor, topi caping, gubuk, orang-orangan sawah, kaos kampanye partai, gadis kembang desa dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan sawah dan perkebunan. Dimana tidak mempunyai daya tarik sama sekali di mata saya pribadi. 'Kapan kayanya?' *astaghfirullah #istighfar

Sebelumnya saya sama sekali tak punya ketertarikan yang begitu besar untuk kuliah di pertanian. Menurut saya kalau pun saya harus kuliah, pertanian mungkin akan menjadi pilihan saya yang paling terakhir. Jadi saya tidak memiliki prioritas dan minat sama sekali di bidang pertanian (awalnya).

Kalau tanya kenapa saya kok akhirnya malah jadi kuliah di pertanian, jawabannya ... jujur saya gak bisa jawab dengan naif soal motivasi awal saya kuliah di pertanian (contohnya: mensejahterakan para petani-petani wong cilik--which is sangat mulia sekali tentunya).

Jadi cerita mulanya, sekitar tahun 2012-2013, saat kepala saya sudah mumet dan njelimet banget mengerjakan soal-soal latihan try out dan sebangsanya karena berada pada kelas akhir SMA, capek dengan rutinitas pulang sekolah harus pergi lagi les di sekolah+di GO, pulangnya masih harus belajar dan ngerjain PR, ditambah lagi kegiatan organisasi di Rohis sekolah meskipun sudah menjelang demisioner. Nah disaat-saat itulah saya menemukan sosok luar biasa menurut saya yang pada akhirnya memotivasi saya untuk menentukan jurusan kuliah saya di pertanian.

Orang itu adalah bapak tua yang suka memakai celana pendek.

Ya, benar itu adalah Pak Bob Sadino (Alm). Pemilik Kem Chicks, Kem Foods dan juga Kem Farms.

Jadi waktu itu saya pernah secara gak sengaja menonton acara semacam interview dengan pak Bob di TV. Dan mendadak saya pengen jadi seperti beliau. Dimana pak Bob ini dikenal sebagai pengusaha yang sangat sukses di bidang agribisnis dan bahkan juga menjadi seorang motivator. Pak Bob juga dikenal benar-benar berjuang dari nol, dimana dulu beliau mulai mengawali bisnisnya ternyata lewat kegiatan beternak ayam yang sebenarnya dilakukan karena beliau bosan jadi orang kaya (pak Bob ini kerjaannya bagus di Australia sebelumnya dan gajinya sangat besar, keluarganya pun juga orang mampu semua). Kemuadian ilham untuk berwirausaha pun jadi muncul, sehingga pak Bob kemudian mulai menjual secara langsung telur-telur yang dihasilkan dari ternaknya sendiri. Dan itu buat saya benar-benar terkesan dan pengen banget jadi seperti beliau. Kaya raya! Gagal jadi orang miskin deh *LOL

Banyak pengusaha lain yang juga berjuang dari nol kemudian sukses. Entah di bidang apapun itu. Tapi kenapa saya malah ingin ikuti jejak pak Bob Sadino, ya?

Jujur ketika lihat profil dan bisnis agro pak Bob, mata saya mulai terbuka lebar dan melihat betapa tingginya prospek peluang di bidang agribisnis. Yang mana merupakan bisnis yang gak mungkin redup ditelan tren dan mode. Bahkan kalaupun krisis global sedang terjadi. Dan kalian pasti tahu sendiri jawabannya kenapa, kan?

Ditambah saya mulai sadar bahwa bisnis pertanian itu really looks so pretty cool! Why? Sebab bisnis ini jelas jauh lebih ramah terhadap ekosistem ketimbang bisnis lainnya. Bahkan cenderung memberikan dampak positif terhadap konservasi vegetatif dan keanekaragaman hayati. Pokoknya keren banget lah kalau bisa punya lahan yang dimanfaatkan untuk bisnis pertanian, apapun itu! Apalagi kalau bisnisnya tanaman hias!

Lalu saya mulai berpikir bahwa jawaban untuk dapat membantu saya mencapai semua itu salah satunya ya adalah dengan kuliah di agribisnis!
Meskipun pak Bob sendiri sebenarnya tidak menempuh pendidikan tinggi di bidang pertanian. But why not? Siapa tahu bisa jadi expert of agribusiness, right?

Akhirnya di waktu-waktu terakhir menjelang input data SNMPTN 2013, setelah saya pikir dengan penuh pertimbangan. Saya pun akhirnya memutuskan mengambil jurusan Agribisnis sebagai pilihan pertama dan Agroekoteknologi sebagai pilihan kedua di kampus yang terletak di kota saya tinggal. Sementara di kampus pilihan kedua, pilihan pertama saya tetap pilih jurusan Agrobisnis dan kedua perikanan.

Beneran deh saat itu saya sendiri heran dengan pilihan-pilihan saya. Padahal real-nya saya gak ada basic sama sekali di empat pilihan saya itu. Memang selain pak Bob, ada faktor-faktor lain dalam membuat keputusan pilihan kuliah saya. Faktor lainnya adalah saya rasa nilai saya tidak cukup bagus untuk kemungkinan bisa menembus passing grade jurusan-jurusan lain yang lebih prestise. Dan saya tipe orang yang idealis tapi realistis, sehingga saya yakin kalau saya pilih jurusan ini pasti saya lolos. Dan Alhamdulillah memang beneran lolos langsung di pilihan pertama!

Antara bersyukur, senang dan sedih juga sih sebenarnya awalnya. Apalagi orang tua saya mungkin mengharapkan saya masuk jurusan seperti bisnis atau mungkin dokter (aduh mak, pak tak sanggup saya kalau itu). Walaupun toh yang saya pilih juga ada bisnis-bisnisnya kan.

Tapi karena orang tua saya cukup demokratis (meskipun tetap ada memberikan sugesti untuk saya dalam menentukan jurusan kuliah), jadi saya diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menentukan pilihan sendiri. Jadilah saya memilih jalan tak terduga ini. Kuliah di jurusan agribisnis.

Saya punya ketertarikan memang dari kecil tentang dunia bisnis, karena mungkin orang tua saya yang sejak saya masih bayi sudah mulai berbisnis kecil-kecilan hingga sekarang pun masih berbisnis untuk membiayai kuliah saya. Makanya pas ditanya cita-cita saya apa pas masih kecil, saya dengan polosnya malah jawab jualan baju di pasar. Dan pas agak gedean lagi jawabnya punya restoran. Sementara kan mestinya saya jawab jadi insinyur, pilot atau dokter gitu ... 😅

Setelah menjalani perkuliahan di agribisnis rasanya tidak begitu buruk juga. Ilmu yang saya dapatkan pada akhirnya banyak yang berkaitan dengan bisnis khususnya di bidang komoditi pertanian. Dan menurut saya jalan ini lebih praktis ketimbang kuliah di jurusan bisnis. Dimana pembelajaran bisnis langsung memusatkan tujuan pada komoditi pertanian sebagai objek bisnisnya. Benar-benar sesuai ekspektasi dan tujuan saya lah pokoknya.

Yah, jadi begitulah cerita saya yang tidak penting. Tentang perjalanan saya hingga akhirnya kuliah di pertanian. Dan kemudian harus menemukan komentar-komentar seperti yang saya tulis diawal.


***


Sebenarnya saya ingin menulis tentang ini salah satunya didorong oleh rasa gemas saya terhadap thread di kaskus yang membahas kurang lebih tentang jurusan-jurusan yang tamatannya gak jelas gitu. Dan pertanian masuk dalam list bersama jurusan sastra, filsafat dan sebagainya. WHAT!

Siapa pun mahasiswa atau bahkan alumni yang masuk dalam list jelas sewot dong ya! Termasuk saya. Ergh ... memangnya sukses harus melulu karena kuliah di fakultas-fakultas yang suka jadi rebutan calon mahasiswa atau dianggap prospek bagus aja? Itu namanya bias, bro.

Intinya semua orang yang akhirnya masuk di jurusan-jurusan pertanian atau jurusan lain yang dianggap madesu itu tidak semestinya dipandang sebelah mata. Bagaimana pun mereka juga telah melalui struggle untuk masuk atau tetap bertahan didalamnya. Masa depan yang suram atau tidak pada akhirnya yang menentukan adalah seberapa besar usahanya untuk dapat memanfaatkan ilmunya untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Semuanya benar-benar tergantung pada individu masing-masing. Lagipula kesuksesan itu mempunyai indikator yang sangat relatif. Dimana pandangan setiap orang terhadap bentuk kesuksesan tidaklah sama satu sama lain. Sehingga ketika ada yang menjudge bahwa ini atau itu adalah jurusan yang tidak punya prospek, madesu dan sebagainya adalah salah besar.

Karena itu artinya dia menggunakan pengukurannya secara subjektif dan menggunakan penilaiannya sendiri. Jika sukses itu diartikan sebagai 'dapat kerjaan di kantor pemerintah' tentulah tidak akan relatif jika disandingkan dengan pandangan bahwa sukses itu bisa 'berwirausaha secara mandiri'.

Jadi ayo yang suka judge ini itu. Mulailah hentikan kebiasaan itu sekarang juga. Karena apa yang Anda pikirkan, selain bisa menyakiti perasaan orang lain juga bisa jadi belum tentu benar. Lagipula siapa sih manusia yang bisa mengetahui yang akan terjadi di masa depan?



Epilog


"Wah pake epilog segala ... kayak novel aja lagi sudah ..ga jelas deh"

Jadi dulu Presiden Ir. Soekarno pernah berpidato, tepatnya saat meletakan batu pertama di Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (UI) yang kini telah menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB). Yang intinya mengatakan bahwa, soal pangan adalah soal hidup matinya bangsa!

Tidakkah ini sudah cukup untuk menjadi pelecut semangat kita sebagai mahasiswa pertanian?

Bayangkan itu teman-teman! Soal hidup dan mati! Oke ini kita bicara konteksnya secara horizontal loh ya antara pangan dan manusia, bukan vertikal. Kalau secara vertikal mah sudah jelas semuanya ada di tangan Allah SWT, hidup dan mati kita.

Kalau mau flashback kembali sejarah di masa-masa itu. Di tahun-tahun awal kemerdekaan, tiga tahun setelah kolonial Belanda menyerahkan kedaulatan pada Indonesia. Perlu diketahui bahwa Indonesia mengalami krisis yang namanya PANGAN!

Produksi beras di Indonesia yang tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan, sehingga harus mengimpor dari luar mengakibatkan devisa negara jadi banyak tergerus. Hingga harga beras menjadi naik berkali-kali lipat.

Sementara itu terjadi, kelaparan telah melanda masyarakat Indonesia!

Presiden sadar bahwa terus menggantung perut rakyat Indonesia pada kebijakan impor beras tidaklah sesuai dengan prinsip berdikari yang dicita-citakan Indonesia setelah meraih kemerdekaan. Harapan presiden adalah Indonesia bisa mengalihkan devisa negara terhadap pembelian beras impor untuk melakukan pembangunan pertanian.

Pada jaman itu, Bung Karno banyak berharap akan ada banyak insinyur-insinyur di bidang pertanian yang memiliki spesialisasi khusus. Dengan begitu Indonesia dapat melakukan pembangunan pertaniannya dan bisa terwujudlah yang namanya swasembada pangan.

Nah, presiden pertama kita saja mempunyai harapan besar akan adanya insyinyur-insinyur pertanian. Masa kita malu jadi sarjana-sarjana pertanian kan?

Yuk, mulai sekarang yang sedang menjalani studi sebagai mahasiswa pertanian. Baik yang masih berapi-api (baca : maba) atau yang udah ngerasa terlalu tua berada di kampus. Atau malah yang baru mau berencana kuliah di pertanian habis lulus SMA.

Mulailah merasa bangga jadi bagian dari orang-orang yang sedang atau akan mempelajari pertanian. Karena dengan kontribusi sekecil apapun kita pada sektor pertanian, artinya kita sudah ikut melakukan dan mendukung pembangunan pertanian di negeri kita tercinta.

Oh ya, kalau bisa. Kalau sudah memilih jalan ini dengan sungguh-sungguh, jangan sampai daftarin namanya ke pendaftaran seleksi alam di dunia kampus, ya. You know what i mean? 😁 haha


Oke, see you in my next post! ✌


21 Oktober 2016

Kamukah Si 'Penderita' Sindrom Inferiority Complex?

Oktober 21, 2016 0 Comments

Saat melihat orang lain yang lebih ganteng, cantik, kaya, pintar atau hebat, pernah gak sih kalian jadi merasa minder? Merasa begitu kecil, rendah dan gak ada apa-apanya? Merasa malu dan bahkan sampai mengutuk diri sendiri.

Pernah? Wah, hati-hati! Bisa jadi sindrom Inferiority Complex sedang mengancammu!

Memangnya sindrom Inferiority Complex itu apaan sih?



Source : http://www.incidentalcomics.com/2014/12/the-inferiority-complex.html


Jadi, kalau kamu search di Google : Inferiority Complex adalah masalah emosional dan psikologis yang sering tidak disadari. Padahal sebenarnya inferiority complex adalah masalah yang serius terkait dengan kesehatan mental. Ini adalah perasaan bahwa seseorang lebih rendah dari orang lain dalam beragam bentuk.

Apakah hanya orang-orang yang berpendidikan rendah dan kalangan menengah kebawah yang sering merasakan sindrom ini?

Jawabannya tidak!

Bahkan orang dengan tingkat pendidikan tinggi sekali pun bisa terkena sindrom ini.

Coba perhatikan deh. Ada banyak lulusan tingkat S1 di Indonesia dari daerah Timur sampai Barat. Tapi diantaranya, saat hendak memasuki dunia kerja. Mereka-mereka yang merupakan lulusan Universitas peringkat nomor sepatu kebanyakan akan minder dan bahkan sampai memilih mundur saat harus bersaing dengan lulusan Universitas nomor satu atau 10 besar terbaik. Hal ini juga berlaku dalam dunia perjodohan, dimana banyak orang minder untuk melamar atau bersanding dengan orang yang dia rasa memiliki latar belakang yang terlihat lebih baik dari dirinya.

Tidak hanya grade kampus yang buat orang-orang berpendidikan tinggi sekali pun jadi minder. Jurusan kuliah pun bisa bikin orang jadi minder. Apalagi kalau ketemu yang lulusannya jurusan kedokteran, kampusnya dari UGM. Masih ditambah lagi ganteng atau cantik, kaya tujuh turunan, sholeh(ah), berprestasi, baik hati lagi.

Waahh ... bisa mati kutu sudah kalau sampai bisa ketemu orang se 'perfect' itu.

Padahal yang menentukan kualitas diri kita, tidak bisa diukur dari hal-hal semacam itu saja. Ada banyak hal-hal lain yang sering kita abaikan, ternyata merupakan bagian dari kelebihan kita masing-masing. Yang tertutupi oleh pemikiran akan hal-hal yang kita anggap sebagai sebuah kekurangan diri kita.

Pada dasarnya, rasa minder kemudian adalah hal yang masih wajar dan manusiawi apabila tidak diikuti dengan perasaan minder yang berlarut-larut. Karena membiarkan perasaan minder terus menerus berkelanjutan, sama dengan membiarkan sikap pesimis akan menjangkiti kita. Dan saat itu terjadi, perasaan minder itu mungkin sudah tak bisa lagi kita kendalikan.

Siap-siap saja terkena sindrom inferiority complex!

Belum apa-apa sudah game over! Karena ketika disodorkan dengan hal-hal tertentu yang dirasa baru atau tidak bisa untuk dilakukan. Si penderita sudah menyerah duluan alias tidak mau mencoba. Istilahnya kalah sebelum berperang. Padahal ada potensi besar yang mungkin tidak diketahui kalau saja mau mencobanya. Tapi potensi itu keburu terkubur bersama dengan rasa percaya diri yang telah hilang.

Mau pelihara sindrom ini? Enggak dong ya!

Terus apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus jadi orang yang pede abis atau manusia yang optimis tingkat dewa.

Eitt ... tunggu dulu! Hati-hati lagi! Bisa jadi itu malah lawan mainnya si Inferiority Compelex!

Si SUPERIORITY COMPLEX!

Apa lagi itu?!

Yah dibalik aja dah definisinya.

Kalau yang punya sindrom ini biasanya merasa dirinya adalah orang yang paling penting dan dirinya lebih baik dari siapa pun. Tingkat percaya dirinya sangat tinggi hingga overload alias kelebihan muatan. Alias lagi, overdose!

Sebenarnya sama seperti rasa minder yang masih wajar. Memiliki rasa percaya diri tinggi juga adalah hal yang wajar saja, malah sangat baik untuk dimiliki. Karena itu adalah salah satu kunci sukses.

Tapi kalau rasa percaya diri itu diikuti dengan sikap arogan hingga menjadikannya memandang rendah pada orang lain. Itulah yang disebut dengan sindrom superiority complex.

Wah ... terus kalau gitu kita harus jadi yang mana kakaaakk??? *mukabingung

Saya tegaskan dua-duanya jangan ada yang dipelihara! Mending pelihara kucing yuk! *kokgaknyambung

Iya dua-duanya tidak perlu kita adopsi. Cukup jadi rahasia antara aku dan kamu aja. *loh

Oke ... oke serius lagi ...

Kenapa gak dua-duanya? Ya, karena dengan pakai logika dan hati nurani saja kita pasti paham kenapa gak perlu punya salah satu dari dua sindrom diatas.

Karena dua-duanya sama-sama gak berguna dimiliki! Hanya menjerumuskan kedalam dua lubang yang berbeda. Yang satu lubang untuk menjadi pecundang. Yang satunya lagi lubang untuk menjadi manusia yang angkuh bin sombong.

Mau jadi pecundang atau orang yang angkuh? Enggak kan!

Memang segala sesuatu yang berlebihan itu gak ada yang baik. Maka sudah sepantasnya segala sesuatu itu kita tempatkan pada porsinya masing-masing.

Minder yang melecut diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dan rasa percaya diri yang mengantarkan kita pada kesuksesan sesuai potensi, minat dan bakat kita.

Nah, kalau gitu kan bagus jadinya 😆

Tulisan ini juga akan menjadi pengingat bagi saya pribadi untuk gak jadi 'penderita' sindrom inferiority complex itu.

Saya sendiri bukan orang yang suka tampil di publik alias lebih suka berada di balik layar. Bukan berarti saya minder. Tapi karena saya memang suka dan nyamannya berada di posisi seperti itu.

Makanya saya juga nulis ini ... karena waktu untuk tampil di publik saya alihkan untuk menulis banyak hal yang ada di pikiran saya, meskipun banyak yang masih belum mau saya publikasikan. Atau mencari sumber inspirasi saya dalam menulis. Simpel! Karena saya ingin jadi seorang penulis. Apakah kemudian saya perlu minder kepada para pelakon? *curhat

Jadi, satu lagi. Kelolalah rasa minder dan percaya diri kita pada porsi yang sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing.

Apakah semut perlu minder dengan kucing karena ukuran tubuhnya yang kecil. Gak! Tentunya dia perlu percaya diri dan bangga karena kucing gak bisa masuk ke dalam lubang kecil apalagi sekecil pori-pori tanah, sementara dia bisa!

Oke, see you in my next post! ✌



Tambahan :

Pada konteks yang berbeda, diluar pandangan mengenai inferiority complex pada diri kita sendiri terhadap orang lain. Saya sadar bahwa banyak masyarakat Indonesia termasuk mungkin saya, yang sering merasa minder saat membicarakan negara kita dihadapan masyarakat asing. Seakan-akan negara kita sangat buruk dan tak layak diakui. Dan negara lain jauh diatas segala-galanya dibandingkan tanah air kita.

Perlu kita pahami bahwa hal itu adalah bagian dari sindrom inferiority complex. Bahkan tak jarang gara-gara sindrom ini, orang-orang Indonesia sendiri jadi sibuk membela dan memuji-muji negara lain karena hal-hal yang tidak mereka temui di Indonesia. Sementara itu 'merendah-dirikan' negaranya sendiri atau bahkan merasa malu menjadi warga negara Indonesia. Dan menunjukkan sikap pesimis pada tanah airnya sendiri.

Ayolah! Bagaimana bisa kita mengabaikan begitu banyak kelebihan yang dimiliki Indonesia karena kekurangan-kekurangannya. Kita memang tidak bisa mengabaikan kekurangan yang ada, karena kita mesti senantiasa berbenah untuk kemajuan negara kita. Tapi bukan berarti kita jadi melupakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Indonesia dibandingkan negara lain, atau bahkan mungkin tidak dapat ditemui di negara lain mana pun. Contohnya keindahan alam Indonesia. Terlalu klasik? Tapi nyatanya mau juga kan kalau dikasih uang gratis buat keliling Indonesia? Hayooo ...

Ya, kan?

Ayo! Buat saya dan kalian yang baca. Mulai sekarang yuk belajar lebih bangga menjadi bagian dari Indonesia. Sambil berusaha membuat kontribusi terhadap tanah air kita. Sekecil apapun itu. Paling enggak, setidaknya jangan bikin malu nama Indonesia. Misalnya dengan merusak nilai moral diri sendiri.


20 Oktober 2016

Tausiyah Cinta - Tentang Penantian Sosok yang DirahasiakanNya

Oktober 20, 2016 0 Comments

Bagaimana caranya menjelaskan rindu kepada seseorang yang entah siapa dan di mana saat ini.

Untukmu yang jauh di sana, terkadang mata ini iri kepada hati, karena kau ada di hatiku namun tidak tampak di mataku.

Aku tidak memiliki alasan pasti mengapa sampai saat ini masih ingin menunggumu, meski kau tak pernah meminta untuk ditunggu dan diharapkan.

Hati ini meyakini bahwa kau ada, meski entah di belahan bumi mana.

Yang aku tahu, kelak aku akan menyempurnakan hidupku denganmu, di sini, di sisiku.

Maka, saat hatiku telah mengenal fitrahnya, aku akan berusaha mencintaimu dengan cara yang dicintai-Nya.

Sekalipun kita belum pernah bertemu, mungkin saat ini kita tengah melihat langit yang sama, tersenyum menatap rembulan yang sama.

Di sanalah, tatapanmu dan tatapanku bertemu.


(Dikutip dari buku Tausiyah Cinta @tausiyahku hal. 94)

@tausiyahku


Wisshh mendadak baper deh yang baca ... 😆

Udah, udah yang jomblo gak usah baper dulu ... mendingan kita main congklak aja *loh

Gak tau kenapa saya mendadak pengen posting puisi ini. Mungkin karena efek jomblo kelamaan haha  ...

Padahal saya selalu pusing dan mendadak mules kalau bahas beginian ... beneran deh.

Ngomong-ngomong soal puisi ini saya punya sebuah cerita nyata yang cukup relevan dengan isi puisi diatas ... kalian mau baca? Enggak? Oh ya udah kalau gitu ...


***


Oke oke tenang jangan kecewa ... itu saya cuma lagi ngomong sama diri sendiri. Kalau gitu saya ceritain ya buat kalian ...

Jadi, once upon a time ...

hiduplah seorang anak gadis yang suka sekali bermain game. Dia tidak pernah pacaran seperti anak-anak kebanyakan seusianya karena terlalu sibuk dengan game-nya. Kalaupun tidak sedang bermain game, dia pasti sedang asik membaca buku-buku komiknya yang hanya seputar dunia ajaib Doraemon, kasus-kasus yang ditemui detektif Conan atau kehidupan di Konohagakure yang bikin kepalanya pusing. Yang pasti dia tidak pernah menjalin hubungan romance sama sekali dengan anak laki-laki manapun. Baginya, cerita-cerita romansa hanya hidup dalam komik dan bukan kehidupannya.

Hingga suatu hari dia bertemu seorang anak laki-laki di kelasnya. Dan saat bertemu anak itu ... dia, dia merasakan .......

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Biasa aja.

THE END


Hahaha 😁
Gimana ceritanya? Seru kan?

Gak nyambung, ya? Yakin? Sudah baca semuanya belon?

Kalau Anda jeli, mungkin Anda dapat menemukan setitik hubungan antara puisi diatas dengan cerita yang saya ceritakan tadi.

Gak ketemu? Oke saya bantu deh.

Jadi kalau menurut hemat saya, terkadang orang yang awalnya kita anggap biasa saja, bisa aja suatu saat nanti ternyata malah yang menjadi jodoh kita. Orang yang tidak pernah kita sangka-sangka. Terlepas dari apakah kita akhirnya mendadak jatuh cinta pada dia duluan, sebelum akhirnya Allah takdirkan kita berjodoh dengannya. Atau pun tahu-tahu saja berjodoh tanpa kita pahami alasannya.

Bisa jadi saat ini, jam ini, menit ini dan detik ini jodoh kita sedang melihat langit yang sama di belahan bumi yang berbeda. Sosok asing yang tidak pernah kita bayangkan atau malah orang yang sudah lama kita kenal tapi merasa biasa saja. Suatu saat nanti ternyata menjadi jodoh pendamping hidup kita. Wiiihhhhh ... mantap bener kata-kata ane. Hahaha *tumben

Gak percaya? Tapi udah banyak kok buktinya. Ya, kan? Perlu saya ceritain another story lagi?

Semua teriak "NOOOO!!! Udah baca serius-serius ternyata ceritanya cuma ZONK!"

Iya iya tenang gak lagi kok.

Back to topic.

Jadi buat yang saat ini terlalu sibuk mikirin si dia yang kita sukai, sementara belum tentu dia suka juga sama kita. Alias bertepuk sebelah tangan.

Atau sibuk stalking akun medsos doi setiap hari sampai jempol pegel dan capek hati.

Daripada gitu, mending tenaga buat mikirin dia atau stalking dialihkan buat belajar dan mengenal Rabb kita lebih dekat. Allah yang menciptakan kita, yang memberikan nikmat kepada kita semua, hingga saya bisa nulis semua ini dan kalian bisa baca tulisan saya yang cuma seperti remah-remah gorengan ini. Yakin deh, seiring berjalannya waktu, Allah pasti akan berikan jodoh terbaik untuk kita.

Intinya sih saya cuma mau bilang, yang lagi galau karena jomblo menahun, sementara teman-teman kita sudah pada naik ke pelaminan.

Yuk, alihkan perhatian kita kepada hal lain yang lebih bermanfaat. Karena dia yang kita harapkan itu, belum tentu jodoh kita. Apalagi sampai habisin waktu bersama orang yang belum tentu jodoh kita dalam ikatan tak resmi.

Masa mau sih jagain jodoh orang? Memangnya kita penitipan jodoh apa? Masih mending penitipan anak, yang jagain dapat duit.

Kalau jagain jodoh orang malah kita yang buang-buang duit. Bahkan gak cuma duit, kehormatan pun bisa sampai tergadai. Naudzubillah ...

Apalagi kalau sampai enggak jodoh kan, cuma bisa bikin sakit hati aja dan penyesalan seumur hidup.

Aduh yang nulis jomblo juga, kok bisa-bisanya ngomongin ginian? Haha iya juga ya.

Ini catatan buat saya juga kok. Karena saya cuma manusia yang suka khilaf. Kalau saya tulis ginian dan terlanjur di posting kan, saya ada malu juga kalau lakuin yang sebaliknya saya tulis. Gitu mba sis dan mas bro ... 😁

Oke, see you in my next post ✌



29 September 2016

Cara Menghadapi Si Tukang Pinjam yang Tidak Tahu Malu (Inspirasi dari Oh My God! Tip)

September 29, 2016 0 Comments

Kalian pernah gak sih punya temen atau kenalan yang suka pinjam barang-barang kalian, tapi pas diminta balikin eh malah banyak banget alesannya?

Punya? Hmm tenang Anda tidak sendiri. Saya juga pernah menjadi korban hal yang sama ... sekaligus menjadi pelakunya ... sometimesss. Ya Allah ... ampuni Baim ya Allah ... *jadiingetbaim

Menurut kalian nyebelin gak, sih?

Nyebelin kan? Tapi itu pasti kalau kita lagi ada di posisi yang dipinjem barangnya. Bukan sebaliknya.

Kalau kita yang lagi minjem, hehehe pasti yang ada kita bakal buat banyak alasan atau malah berusaha menghindar saat melihat si pemilik. Kebanyakan sih karena lupa bawa atau yang paling parah adalah barang yang dipinjam itu ternyata rusak atau malah hilang!

Itu sungguh TER-LA-LU! *alabanghaji

Padahal bisa jadi saat minta dibalikin, si pemilik sedang butuh banget barang yang dipinjam. Bahkan kalaupun akhirnya dibalikin, pemiliknya mungkin sudah keburu 'berjamur' saking lamanya menunggu untuk dikembalikan.

Itulah mengapa dikatakan ada dua tipe manusia di dunia ini. Yang satu adalah saat meminjam barang dari seseorang dan yang satunya lagi adalah saat mengembalikan barang itu.

Ibaratnya saat meminjam dia tampak seperti kucing yang memohon-mohon pada tuannya agar diberi makan. Tapi saat diminta mengembalikan barang, dia malah menjelma menjadi seekor harimau yang siap menerkam balik. Hahaha 😂 itu cuma perumpamaan kok.

Itu baru barang. Kalau uang yang dipinjam lain lagi dah ceritanya. Biasanya lebih rumit dan sulit lagi nagihnya. Apalagi kalau dalam jumlah yang sangaaaat BESAR. Malah saat ditagih, yang pinjem duit biasanya bisa lebih galak dari yang punya duit. Tapi ini benar-benar bukan hal yang sepele. Karenanya, banyak sekali orang saling membunuh bahkan meskipun itu adalah keluarganya sendiri. Gara-gara DUIT! Bayangkan itu! Gara-gara KERTAS!

Naudzubillah ...


***


Oke, tapi jangan khawatir disini Oh My GodTip punya tips bagus. Bagaimana caranya mencegah atau menghadapi teman atau kenalan yang kita kenal suka tidak tahu malu saat meminjam barang atau uang kita.

Silahkan dibaca. Hehe ... kalau enggak begitu bermanfaat. Setidaknya semoga terhibur aja ya buat yang baca ini selagi kepikiran sama barang atau uangnya yang gak dibalik-balikin. ✌



Source : https://encrypted-tbn1.gstatic.com/
 
Langkah pertama untuk melakukan antisipasi terhadap orang yang terkenal punya riwayat suka tidak pernah mengembalikan barang yang mereka pinjam adalah :


DOKUMENTASI!

Ini adalah cara terevolusi dan paling mutakhir yang bisa kamu lakukan untuk mencegah hadirnya wujud manusia tipe yang menyebalkan.

Saat temanmu meminjam barangmu, segera dokumentasikan lewat kamera barang yang ia pinjam + wajah temanmu. Kalau merasa tidak enak melakukannya secara terang-terangan atau dia menolak, lakukanlah secara terselubung. Misalnya dengan mendadak mengajaknya selfie bareng bersama barang yang ia pinjam. Atau yang agak alay adalah merayunya untuk mencoba foto ala-ala endorse artis.

Mereka tidak mengetahui maksudmu, tetapi ini adalah bukti visual bahwa mereka meminjam barangmu

Di era digital sekarang ini, segala hal selalu menuntut berupa bukti fisik. Karena omongan sudah mulai sulit untuk dipegang alias dipercaya. Dia mungkin saja akan berdalih tidak pernah meminjamnya atau pura-pura lupa. Tapi dengan bukti nyata, dia tidak akan bisa mengelaknya.

Nah, dengan ini kamu jadi punya senjata ampuh untuk memintanya mengembalikan barang yang dipinjam. Yaitu bukti tak terbantahkan. FOTO!

Dari bukti itu bahkan kamu bisa mengingat kapan dan dimana kejadian tersebut terjadi. Beserta jam-nya dan pakaian yang ia pakai hari itu sekali pun.

Ketika waktunya mengembalikan sudah tiba, dan mereka mencoba membuat alasan. Serta masih saja ia tidak mau mengembalikan barang yang dipinjam. Cara kedua yang bisa kamu lakukan, yaitu:



UPLOAD

Kamu sudah punya bukti foto. Tapi dia masih mengelak. Simpel! Upload foto itu di medsos-mu atau gantilah foto profil kamu dengan foto itu! Kalau perlu tambahkan caption atau status yang dapat mengundang teman-temanmu dan orang-orang yang terhubung dengan kalian berdua untuk berkomentar. Dan tulis tanggal pinjam dan pemulangan pada status profil kamu yang terlihat di publik. Jangan lupa menge-tag nama orang yang tidak mau mengembalikan barangmu itu.

Kalau beruntung, orang-orang di medsos-mu tersebutlah yang akan membantu menuntut hakmu lewat komentar-komentar mereka. Jika kamu melakukan ini, kamu tidak perlu susah-susah menghampirinya, karena orang disekitarnya yang akan mengomelinya untukmu.

Atau jika tidak ada yang bereaksi, paling tidak dia akan merasa tidak enak dan tidak nyaman sendiri, karena hal itu telah terpublikasi di ruang publik medsos. Sehingga kemungkinan besar dia akan berusaha untuk segera mengembalikannya untuk menghilangkan rasa ketidaknyamanannya.

Dan cara terakhir.

Ini untuk orang yang mengambil uang atau barang yang dipinjam tersebut. Alias bawa lari alias kabur alias mangkir alias gak sesuai perjanjian pengembalian.

Nah, kalau cara yang terakhir ini dilakukan kalau kita sudah terlanjur pinjamkan barang/uang kita, tapi belum dibalikin juga. Dan pastinya kalian semua juga sudah tahu kalau yang satu ini, yaitu:


LAPORKAN KE POLISI!

Hal ini berlaku untuk barang atau uang pinjaman yang jumlahnya besar. Sekitar kisaran >Rp.10.000.000. Untuk hal ini sebaiknya ada bukti berupa surat perjanjian hutang-piutang yang sah di mata hukum. Maka antisipasi yang dapat dilakukan adalah membuat surat perjanjian sebelum memberikan pinjaman. Sehingga jika suatu saat dia lari, kamu bisa mengajukan tuntutan penipuan ke kantor polisi.


***


Oke, jadi itulah beberapa tips yang saya tulis terinspirasi dari video Oh My God! Tip, guys!

Tips-tips diatas dilakukan apabila cara baik-baik dalam menagih tidak bisa ditempuh. Karena yang bersangkutan tidak tahu malu setelah meminjamnya. Dan resikonya cukup tinggi untuk merusak hubungan antara peminjam dan pemilik atau kreditur dan debitur. Karena manusia pada dasarnya suka tersinggung, jadi kalau Anda berani mencoba menyindir mereka seperti salah satu cara diatas. Itu artinya Anda sudah siap menerima segala akibatnya. Benar-benar tidak disarankan ...

Hahaha ... menurut saya tips diatas khususnya yang kedua benar-benar kocak dan belum pernah saya temui sama sekali. Kalau ada yang berani mencoba, resiko ditanggung masing-masing ya ...

Oke, see you in my next post! ✌



BONUS

3 Tipe orang yang gak tahu malu saat ditagih :

Tipe 1 : Pelawak (Tipe yang ini akan berusaha membuat lelucon saat ditagih). Entah itu ia mendadak berlagak seperti Sarimin untuk mengalihkan perhatianmu, atau malah joget konyol didepanmu bukannya segera balikin. Adakah yang begini?

Tipe 2 : Terkena penyakit alzheimer (Pura-pura lupa saat ditagih). Yang ini bener-bener yang paling menyebalkan. Dia bahkan berlagak lupa kalau dia pernah pinjam barang kita, terlepas dari fakta bahwa ia benar-benar lupa atau cuma pura-pura lupa.

Tipe 3 : Penyelam (yang menghindari kamu). Dia adalah sosok ninja yang bisa menghilang setiap kali hampir bertemu kamu. Hide and seek alias main sembunyi-sembunyian adalah keahliannya.

Sebaiknya jangan ada yang jadi manusia dengan tipe-tipe seperti diatas ya! 😉 Kembalikanlah barang atau uang yang kita pinjam tepat waktu dengan kondisi prima dan utuh. Karena kepercayaan itu adalah hal yang sangat berharga dan bukan sesuatu yang dapat kita beli.



18 September 2016

Clock Tower 3 - Nostalgia Mengungkap Cerita Dibalik Clock Tower

September 18, 2016 5 Comments

Kalian tahu game Clock Tower 3?

Yang pernah main pasti tau banget rasa deg-degannya pas main ini game. Serasa kita yang dikejar sama monster-monster hantunya! Horror bener dah ini game rasanya!

Clock Tower 3 ini adalah salah satu judul game horror PlayStation selain Resident Evil yang pernah saya mainkan di masa kecil yang indah dulu. Hahaha 😂

Iya, saya main ini pas masih SD! Tapi gak ingat pas kelas berapa.

Serius anak cewek main PS? Kan yang suka ke rental PS anak-anak cowok.

Gimana gak main. Wong saya anaknya yang punya rental PS. Jadi setiap kali ada kesempatan, pasti saya bakalan mainan PS. Setiap ada game baru saya juga gak pernah ketinggalan untuk cobain main ... gak peduli gamenya gak jelas ... yang penting main!

Saya ingat betul bagaimana akhirnya saya bisa kenal dengan ini game. Jadi dulu ada om berambut gondrong yang saya gak tahu namanya--karena kami selalu hanya manggil om gondrong, yang sering main di rental PS kami.

Gak seperti pemain lainnya yang bermain mengandalkan modal kaset-kaset game yang kami sediakan. Om ini main bawa kaset sendiri!

Dan ternyata oh ternyata game yang dibawa si om tak lain dan tak bukan adalah game Clock Tower 3. Yang notabene dimainkan dengan menggunakan PS 2. Waktu itu baru ada PS 1 sama PS 2.

Wisshh dan luar biasanya ... om ini main game sudah kayak lagi gelar layar tancap. Seru bener ditontonin! Sampai-sampai kami yang nonton malah jadi tegang sendiri saking serunya. Bahkan jadi teriak-teriak sendiri setiap kali om gondrong lagi 'dikejar' sama monster hantunya! Hahaha 😂

Asli, game itu bener-bener berhasil hipnotis kami buat cobain main sendiri juga.

Kami disini saya jelasin itu adalah : saya, kakak saya dan sepupu saya ya.

Jadi singkat cerita kami (khususnya saya dan kakak) akhirnya merengek ke bapak minta kaset game Clock Tower 3 ini dibeli untuk menambah koleksi game PS 2 kami. Dan voila! kami akhirnya bisa menikmati sensasi main game ini secara langsung ... gak sekedar nontonin om gondrong pas lagi main.

Sebelum saya ceritain gimana cerita saat mainin gamenya. Saya mau cerita dulu sedikit tentang game Clock Tower itu sendiri ...

Source : https://en.wikipedia.org/wiki/Clock_Tower_3


Clock Tower adalah game survival horror yang seri pertamanya muncul lewat konsol Nintendo pada tahun 1995 (baru lahir ane). Setelah itu dua seri selanjutnya Clock Tower 2 (1996) dan Clock Tower II : The Struggle Within Ghost (1998) muncul pada konsol PS 1. Dan ... Clock Tower 3 yang kami mainkan adalah game terbaru dari seri game Clock Tower yang rilis di tahun 2002. Dengan seri-seri sebelumnya, tentulah Clock Tower 3 yang paling bagus terutama dari segi visual karena mainnya sudah pakai PS 2.

Oke back to laptop ...

Saya yang masih kecil dan baru saja belajar bahasa Inggris saat kelas 4 SD tentulah tidak paham jalan cerita yang disuguhkan dalam game ini. Yang saya tahu gadis bernama Alyssa yang jadi tokoh utama dalam game ini gak pernah ganti baju seragam sekolahnya sepanjang game! Hahaha ... enggak deng ~ ada sekali ganti baju pas final ngelawan bos utamanya. Itu pun berubah secara ajaib, kayak Cinderella pas baju upik abunya diubah ibu peri jadi gaun cantik untuk ke pesta dansa pangeran. *apaansih

Jadi game ini beda banget sama game Resident Evil (RE) yang saya juga suka mainkan pakai PS 1 dulu. Kalau RE itu berusaha suvive dari zombie dengan dibekali senjata untuk bunuh para zombie dan bosnya. Tapi Clock Tower (CT) gak dibekali satu pun senjata! Hemat saya, itu mungkin karena Alyssa masih dibawah umur kali ya ... hahaha *maksa

Bayangkan dia pergi berkeliling kota mati hanya berbekal botol air. Wkwkwk ... serius ini! Jadi botol itu fungsinya buat nampung air suci gitu. Ngisinya di guci atau tempat air pancuran yang keluar dari mulut singa ... iya singa patung.

Fungsinya air suci ini :
1. Membuka pintu, lantai atau tempat yang disegel dengan simbol aneh.
2. Buat nyipratin ke muka hantu kalau-kalau dia mendadak muncul dihadapan Alyssa. Biar apa? Biar hantunya bisa jumpalitan sesaat. Nah kalau udah gitu si Alyssa bisa kabur atau sembunyi.
3. Kayaknya itu aja deh fungsinya. Yang pasti ini air gak diminum sama Alyssa. Heran juga ya ... dia gak ada hausnya lari-larian sepanjang game? 😞

Intinya Alyssa hanya perlu menghindari para monster hantu dengan berlari atau bersembunyi di tempat-tempat yang sudah disediakan(?) Gak ada adegan tembak-tembakan, pukul-pukulan atau tusuk-tusukan pokoknya. Semua adegan kekerasan bersenjata hanya dilakukan oleh para monster jahat ... dan bos geng nya 😨

Tapi setelah Alyssa bisa menemukan semua yang perlu ia cari. Maka tiba-tiba saja langit menjadi gelap gulita terus ada lagu ala-ala anime dan tahu-tahu saja tangannya Alyssa sudah bawa panah beserta busurnya.

Kenapa begitu? Karena ini adalah saatnya melenyapkan monster hantu yang hampir sepanjang waktu ngintilin dia. Cara kalahkan monsternya simple saja : tembakkan panah beberapa kali kearah monster sampai dia terikat dan tak bisa bergerak lagi. Tapi masalahnya, susaaahh sekali bisa nembakin panah kearahnya ...

Saya inget banget monster hantu pertama yang gangguin Alyssa itu badannya gede dan bawa palu segede gaban. Monster ini adalah pelaku yang membunuh anak kecil berambut pirang dikuncir dua bernama May Norton, yang merupakan seorang pianis cilik.

Ceritanya sebelum ada perang, May tinggal berdua dengan ayahnya yang merupakan penjahit jas. Namun karena terjadi peperangan, ayah May harus ikut menjadi tentara dalam perang. Sehingga May akhirnya jadi ditinggal sendiri di rumah.

Nah, pada saat itulah si May dibunuh oleh monster palu ini. Padahal May saat itu semestinya dalam waktu dekat akan melakukan konser pianonya. Tapi dia keburu meninggal ... sehingga arwah-nya bergentayangan di sekitar gedung konser piano yang jadi tempat misi pencarian bagi Alyssa.

Yang paling serem di chapter pertama ini adalah dengerin musik piano yang dimainkan May.
Musik yang dimainkan May berulang kali ternyata belakangan saya ketahui merupakan permainan piano milik Chopin yang judulnya Fantasie Impromptu. Belum lagi saat main piano si May ini tiba-tiba suka nangis dengan suara tersayat. Coba dengerin deh dan bayangkan nuansa seremnya ... Ergghh 😱 Dan yang gak kalah bikin serem itu juga pas denger si monster manggil, "ALYSSA! WHERE ARE YOU!?". Sementara Alyssa bersembunyi di suatu tempat.

Sepanjang main juga musiknya itu loh bikin orang deg-degan asli! Bahkan suara detak jantung Alyssa yang ketakutan itu juga seringkali muncul. Seakan-akan kita sendirilah yang sedang dikejar-kejar. Belum lagi kalau Alyssa-nya lagi panik parah karena ulah monster palu. Larinya udah kayak orang habis mabuk laut, jadi susah dikendalikan.

Sebelum pergi ke gedung konser piano, Alyssa juga harus bertemu arwah hantu yang bergentayangan mengganggu Alyssa dengan mengejarnya atau bahkan mendekapnya ketika lewat disekitar mayatnya. Hal ini dikarenakan mereka adalah semacam hantu penasaran, jadi ada saja yang harus Alyssa lakukan untuk membuat jiwa hantunya terbebas. Contohnya : cariin cincin mereka yang hilang! Hahaha 😅 ada-ada aja dah...

Di chapter awal, petualangan dimulai saat Alyssa pulang ke rumahnya, karena ia tinggal di boarding school selama ini. Dan di rumah inilah Alyssa menemukan botol air sakti yang jadi teman perjalanannya sampai akhir.

Singkat cerita, mendadak dirinya terjebak dalam dimensi lain setelah melewati daerah yang tersegel dalam rumahnya sendiri. Setelah sebelumnya dia panik sendiri gara-gara saat di kamar ia mendenger suara piano misterius yang berujung Alyssa terbirit-birit berlari keluar pintu kamar.

Tapi begitu keluar pintu kamar dan menembus segel, Alyssa malah berada dalam lorong sempit dengan 2 pintu disetiap ujungnya. Sayangnya pintu yg dilewati sebelumnya telah terkunci sehingga mau tidak mau Alyssa harus pergi dari lorong itu lewat pintu satunya yang mirip pintu sel.

Mendadak setelah ia sudah berada diluar, keadaannya menjadi sangat kacau. Bom berulang kali dijatuhkan lewat pesawat tempur di daerah itu dan Alyssa jadi guling-guling kesana kemari demi menyelamatkan dirinya saat tembakan bom terus menerus dijatuhkan hingga mengenai gedung-gedung disekitar Alyssa. Bis dua tingkat yang menjadi tempatnya berlindung pun sampai terguling dan hampir saja menimpa tubuhnya. Dan kota itu benar-benar telah menjadi sebuah kota mati tak berpenghuni setelahnya ...

Anehnya ternyata Alyssa telah terjebak untuk berada di masa lampau, entah sudah berapa puluh atau ratus tahun lamanya. Yang pasti saat itu Alyssa berada di kejadian dan tempat pada masa lalu. Ia seakan-akan dituntut untuk membantu membebaskan jiwa-jiwa yang masih bergentayangan dari masa lalu.

Yang pasti misi goal pada chapter pertama ini adalah memberikan jam saku milik ayah May yang hilang pada May di gedung pertunjukkan. Sehingga jiwa anak dan ayah itu bisa kembali bersama dan May bisa pergi ke surga *ceritanya.

Dan ... masih banyak lagi chapter-chapter lain yang gak kalah serunya menurut saya setelah kisah May, ayahnya dan monster palu. Oh iya ayahnya May juga meninggal di waktu yang hampir bersamaan rasanya. Bukan karena monster tapi. Ayahnya meninggal saat perang. Ketika itu ayahnya terkena ledakan bom hingga ayahnya terpental dan tertancap di pagar berduri ...

Rencananya setelah postingan ini, saya ingin kembali menonton gameplay dari Clock Tower 3. Kalau dulu ketika memainkan game ini saat SD saya bahkan tidak mengerti dengan baik jalan cerita sesungguhnya karena gak ngerti bahasa Inggris dan hobi nge-skip. Maka dari itu di tulisan-tulisan yang akan datang, saya berencana untuk menceritakan kembali detail jalan cerita dari perjalanan Alyssa mencari ibunya yang hilang ... loh kok baru disinggung sekarang. Iya! soalnya saya baru ingat tujuan utama Alyssa berlari-lari dan bersembunyi serta main panah-panahan itu ya cari ibunya! Entar jadinya kayak cerita sinetron ya? ... hahaha bisa jadi bisa jadi ... 😆



Oke, see you in my next post! ✌


Catatan Manusia Introvert

September 18, 2016 0 Comments

Kalian mungkin pernah dengar kata ini, kan? Iya, introvert. Temennya ekstrovert.

Yang belum tahu silahkan searching sendiri dulu ya di google ... karena agak lumayan ribet juga kalau harus dijelasin semuanya.

Oke, singkatnya introvert itu merupakan jenis kepribadian dimana si empunya biasanya dikenal pendiem oleh orang-orang disekitarnya. Padahal ~ ... hahaha 😂

Menurut berbagai sumber yang saya baca, orang-orang introvert itu jumlahnya tergolong minoritas di muka bumi ini. Karena dunia ini pada dasarnya didominasi oleh para kaum ekstrovert. Makanya kalau dalam kelas paling hanya ada 1-2 orang yang pendiam, sementara sisanya adalah tokoh-tokoh yang senantiasa berjasa meramaikan suasana kelas kapan pun, apa pun dan bagaimana pun situasinya.

Lain introvert lain lagi ekstrovert. Kalau ekstrovert itu sendiri malah kebalikannya dari introvert. Orang-orang yang masuk kategori ekstrovert ini biasanya dikenal sebagai orang yang supel dan ramah. Yang pasti orang-orang dengan kepribadian ini cenderung lebih disukai di lingkungan masyarakat, dan tentunya lebih disukai sama calon mertua #truestory

Nah dengan dua perbandingan secara garis besar itu saja, jelas kebanyakan orang kalau disuruh pilih pasti lebih milih jadi orang yang ekstrovert. Tapi sayangnya kita gak bisa milih, karena itu semacam bawaan dari diri pribadi masing-masing. Biasanya juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pergaulan sosialnya.

Enaknya jadi ekstrovert itu, biasanya punya banyak teman dan koneksi. Jadi kalau ada apa-apa bisa calling temen tanpa ada perasaan beban, beres deh. Biasanya orang-orang ekstrovert ini juga suka jadi pencair suasana dimana pun ia berada--jadi say no to awkward moment kalau sedang berada bersama para ekstrovert ini. Selain itu, orang-orang ekstrovert juga lebih sering diberi kepercayaan untuk memimpin sebuah organisasi karena sifatnya yang suka serta berani bicara meski di depan umum sekali pun.

Lain halnya dengan orang-orang yang disematkan cap introvert. Biasanya orangnya pendiam sekali tidak peduli apapun situasinya. Mau acara formal, saat sedang kuliah atau bahkan saat kumpul bersama teman sekali pun ia akan tetap diam seribu bahasa. Kecuali seseorang mengajaknya bicara duluan atau meminta pendapatnya. Barulah dia mau bersua juga #akhirnya 😁

Tapi anehnya, meskipun introvert terkesan sangat pemalu. Nyatanya tidak semua yang mendapat predikat introvert adalah orang yang pemalu. Saat diperlukan dan khususnya di waktu-waktu yang terdesak mereka bisa berubah menjadi sosok wonder woman yang tidak diduga-duga. Hahaha ...

Maksudnya ya tiba-tiba saja ia jadi banyak bicara--contohnya saat presentasi kuliah. Itu mah terpaksa demi nilai 😅 atau mungkin saat dia lagi tersesat di jalan, ane (saya) yakin banget dia pasti jadi orang yang bakal deluan ngomong sama orang demi kelangsungan hidupnya.

Menjadi introvert itu tidak mudah. Meskipun kerjanya terlihat hanya diam saja, tapi dibalik itu introvert adalah sosok pemikir. Ketika berada di kelas contohnya. Apabila yang lain sedang sibuk ngobrol dan bergosip ria, ia akan jadi sosok penguping setianya *bisajadi. Hehe gak lah, maksudnya dia biasanya malah sibuk berpikir untuk mempelajari situasi yang ada dan membaca gerak-gerik orang lain lewat ekor matanya. Jadi jangan heran kalau meskipun hanya diam saja, dia bisa tahu situasi yang sedang terjadi disekitarnya, termasuk mengenal karakter orang-orang yang ia lihat.

Kadang-kadang introvert juga suka memikirkan hal-hal yang dianggap gak penting. Misalnya seperti mikir kenapa kucing piaraan yang umurnya udah uzur suka tiba-tiba pergi tanpa pamit sama tuannya. Lalu tidak pernah kembali lagi pulang, seakan-akan si pus mau pergi mengubur dirinya sendiri di suatu tempat. Ya kan? Pernah gak sih kalian yang pelihara kucing udah uzur terus liat mayatnya di rumah kalian? Dan sampai saat ini saya masih belum menemukan jawabannya.

Selain itu, menjadi introvert artinya juga harus siap ketika dicap sebagai orang yang sombong, cuek atau pun angkuh. Padahal memang orangnya seperti itu *loh enggak enggak ... maksudnya mungkin tidak seperti yang dipirkan orang atau stereotype-nya introvert.

Jadi, bisa dibilang itulah pandangan saya secara objektif mengenai kepribadian introvert dan ekstrovert. Sekarang saya ingin cerita tentang introvert dari pandangan saya secara pribadi ...

Source : http://www.huffingtonpost.com


Kenapa introvert? Karena ... entah sejak kapan mulanya saya merasa diri saya berada dalam kategori introvert. Terutama saat pertama kali saya mengenal istilah asing ini. Dan ketika membaca ciri-ciri introvert ini, bisa dikatakan 90% ada pada diri saya. Itulah sebabnya saya akan cerita pengalaman saya sebagai seorang introvert ...

Jadi saya ingat betul bahwa saat masih pakai seragam putih-merah, saya adalah sosok anak yang usil, nakal (nakalnya anak-anak loh ya!), banyak bicara dan cukup ceria dimata banyak orang seingat saya. Selain itu saya juga punya banyak teman dekat.

Sampai akhirnya negeri api menyerang ... keceriaanku tiba-tiba menghilang sepeti Avatar. Enggak deng~ maksudnya sifat-sifat ala 'ekstrovert' itu semua perlahan hilang dari diri saya semenjak saya memasuki usia remaja dan menjadi semakin parah saat saya memasuki fase putih abu-abu, maksudnya SMA. Tanpa saya sendiri tahu dengan baik apa sebabnya ...

Saya jadi ingat saat duduk di kelas 10 dulu, waktu pertama kalinya pembagian kelas, saya harus jadi siswa terakhir yang belum kebagian teman sebangku--saking pendiamnya saya sehingga tidak bisa buat deal sama siapa pun saat itu. Sehingga dengan perasaan pasrah pun saya harus duduk dengan siswa cowok yang satu-satunya masih tidak punya teman sebangku. Dan kami pun duduk di bangku paling belakang sekali--seperti orang-orang buangan. *gakjugasih

Ada suatu hari ketika kami dalam masa ospek, seorang guru yang sangat ramah dan seru menyampaikan materi yang jujur saya tidak ingat tentang apa itu, tapi saya ingat pembawaannya membuat kami semua menjadi sangat bersemangat. Tapi tidak disangka, tiba-tiba sesi motivasi yang ceria itu seketika berubah menjadi acara pijet-pijetan. Entah itu bagian dari ice breaking atau apa. Dan disaat itu juga saya hanya bisa membatu dan mengeluarkan keringat dingin. Asli itu adalah salah satu awkward moment saya dengan teman sebangku saya.

Pada saat itu kami diminta untuk mengubah posisi duduk kami menjadi kearah samping, dan yang berada pada posisi dibelakangi harus memijit pundak yang membelakangi. Maka ketika semua orang asyik memijit temannya tanpa ragu sedikit pun, saya hanya mampu memandangi punggung teman saya tanpa kata. Untungnya dia tidak protes sama sekali dan diam saja. Dan ... ketika tiba giliran saya untuk dipijit ia juga tidak menyentuh pundak saya sama sekali. #balasdendam. Bahkan selama itu juga kami berdua diam tanpa kata sepatah pun (seingat saya). 😅

Tapi Alhamdulillah banget menurut saya itu, karena jujur aja saya adalah tipe orang yang tidak begitu nyaman dengan kontak fisik dengan lawan jenis. Padahal nyatanya, saya saat itu mana ngerti namanya hukum bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram dalam Islam. Jadi waktu itu semacam naluri aja. Ya, lumayan lah ya ...

Itu baru salah satu contoh, masih banyak lagi hal-hal yang perlu saya lalui karena keintrovertan saya yang agak parah. Yang kalau dipikir-pikir lagi kadang ada untungnya juga sih 😁

Bahkan kalau saya ingat-ingat lagi mungkin anak cowok yang pernah saya terlibat pembicaraan secara langsung--hitung saja sejak SMA sampai sekarang semester 7 kuliah mungkin masih bisa saya hitung jumlahnya. Itu pun pasti biasanya karena tuntutan tugas dan sebagainya. Kalau tidak ada keperluan yaa wassalam. Hampir semua benar-benar pure karena kepentingan yang memang penting. Atau situasi yang memaksakan saya harus berbicara kepada mereka. Walaupun pasti ada juga sedikit beberapa yang diluar konteks itu.

Padahal faktanya adalah saya hanya selalu merasa canggung berada disekitar mereka (baca: laki-laki/cowok/mas-mas/om-om/dll yang pada dasarnya bukan mahram saya).

Saya juga tidak merasa nyaman kalau harus berbincang-bincang dengan mereka diluar konteks sedang ada kepentingan. Jadi kadang saya mungkin terlihat seperti orang salah tingkah kalau harus berkeliaran diantara laki-laki apalagi ngumpul-ngumpul bareng mereka, padahal kenyataannya saya bukannya sedang mempunyai perasaan pada salah satu dari mereka or anything sehingga terlihat seperti itu. Tapi saya hanya merasa tidak nyaman.

Jadi kalau ada perintah ghodul bashor (menundukkan pandangan) dan menjauhi ikhtilat (berkumpul antara beberapa pria dan wanita yang bukan mahram dalam satu tempat) apalagi khalwat (berduaan dengan bukan mahram) dari Allah. Saya benar-benar tidak merasa keberatan sama sekali apalagi merasa terbelenggu dengan itu semua. Saya justru malah merasa lebih nyaman dan tentunya aman dengan menjauhi hal-hal diatas. Hati pun rasanya selalu tenang riang gembira.

Oke, next ...

Lain anak cowok, lain juga teman-teman cewek. Tak kalah ngenes kalau saya bilang. Saya tidak bisa banyak terlibat dalam perkumpulan anak-anak cewek. Saya biasanya hanya menyapa dan tersenyum kalau bertemu. Sahabat atau teman dekat yang saya miliki sampai saat ini pun masih bisa saya hitung dengan jari-jari tangan saya. Mungkin terdengar seperti saya pilih-pilih teman.

Padahal pada kenyataannya memang hanya segelintir itu saja yang bisa bertahan berteman dengan saya. Karena bagaimana pun saya sendiri memang merasa bukanlah teman yang asyik seperti kebanyakan orang. Apalagi saya juga tidak begitu suka banyak bercerita tentang diri saya. Atau bahasa lainnya suka curhat hal pribadi ke teman.

Hmmm ... mungkin saya jadi terlihat seperti orang yang sombong dan tidak mau membaur dengan lingkungan sekitar, ya? Tapi mau bagaimana lagi ... kadang saya hanya tidak tahu mau bicara apa saat berada diantara teman-teman yang tidak begitu akrab dengan saya. Apalagi ditambah lagi saya orangnya cenderung kurang suka sama yang namanya basa-basi, jadi ya gitu deh...

Selain itu jadi introvert artinya juga harus siap kemana-mana sendiri. Karena saya salah satu yang mengalaminya sendiri.

Misalnya ketika saya perlu ke WC di tengah-tengah pelajaran, saya pasti akan izin pergi sendirian. Ketika yang lain kebanyakan selalu membawa paling tidak 1 teman mereka untuk menemani saat mau izin ke WC.

Yang pasti untuk hal-hal yang menyangkut keperluan pribadi, saya selalu berusaha untuk melakukannya sendiri. Terlihat mandiri memang ... tapi kenyataannya itu karena saya tidak punya seseorang untuk diajak pergi hahaha ... 😅 *ngenesnya

Tapi enggak juga sih ... sebenarnya itu lebih kepada perasaan tidak enak kalau harus merepotkan orang lain untuk urusan kita. Iya kalau dia ikhlas ... kalau terpaksa? Kan kasian dianya ... capek iya, pahala gak dapat ... mendingan pergi sendiri aja. Begitulah kira-kira kurang lebih pemikiran saya.

Ada juga hal lucu yang pernah saya alami gara-gara tabiat saya yang suka pergi sendiri. Pernah selepas kuliah saya ada jadwal untuk pergi ke dokter. Sayangnya rentang jeda antara waktu pulang kuliah dengan jadwal saya itu terlampau jauh jedanya. Jarak antara kampus dan klinik dokter tidak begitu jauh padahal. Sementara itu, jarak rumah saya dengan kampus dan klinik dokter lumayan untuk membuat saya tua di jalan, jadi mana mungkin lah saya pulang dulu ke rumah. Secara saya tinggal di wilayah pinggiran kota. Akhirnya, setelah melalui beberapa pertimbangan. Saya putuskan untuk pergi ke bioskop yang masih berada di sekitaran pusat kota sembari menunggu jadwal.

Saat itu saya tidak menemukan satu pun film yang menarik hati saya. Dan satu-satunya film yang paling banyak peminatnya waktu itu adalah film-nya Raditya Dika yang Malam Minggu Miko (kalau gak salah). Tapi karena saya sendiri tidak begitu tertarik, maka jadilah saya memilih nonton film yang saya pun tak pernah dengar sama sekali judulnya.

Tabula Rasa.

Film itu setelah saya cek ternyata hari itu adalah tayangan perdananya di bioskop. Pemainnya? Tak satu pun saya tahu. Tapi genrenya sendiri cukup unik karena mengangkat tema kuliner, dimana belum pernah diangkat sebelumnya di industri film Indonesia, klaimnya.

Oke skip ini bukan review film!

Jadi, singkat cerita saya pun masuk ke dalam studio sebelum film tayang beberapa menit lagi. Dan ... anehnya saya mendapati suasana studio yang cukup asing. Kenapa? Karena suasana studio benar-benar sepi ... kosong melompong. Saya adalah satu-satunya orang yang menjadi penonton di studio itu ternyata! Hahaha ... berasa studio milik sendiri pokoknya. Mungkin orang-orang akan berkata saya ngenes sekali. The real jomblo ngenes. Tapi nyatanya saya bahagia banget waktu itu! Nonton sendirian di bioskop, satu studio yang nonton cuma saya doang. Belum lagi saya sudah bawa bekal kentang goreng, popcorn dan ice chocolate. Benar-benar seneng banget pokoknya saya waktu itu ... film-nya juga lumayan bagus menurut saya.

Aneh? Memang! Saya sendiri juga heran kenapa saya jadi kelihatan ngenes begini?

Sendiri memang menyenangkan bagi seorang introvert. Tapi tidak selamanya sendiri itu membuat seorang introvert bahagia. *eaaa

Terkadang ada waktu dimana seorang introvert benar-benar ingin bersosialisasi dengan orang lain. Introvert itu bukan anti-sosial! Mereka terkadang hanya butuh alasan yang kuat untuk bersosialiasi dengan orang lain. Maksudnya, bukan kalau ada maunya aja baru ketemu orang ya. Alasan yang kuat itu dalam konteks yang positif deh pokoknya ... *alesan

Ada juga bawaan introvert yang saya rasa lumayan bermanfaat untuk orang lain. Yaitu tahan banting kalau urusan dengerin orang lain ngomong. Gak pakai nyela atau pun komentar, introvert jago banget soal itu. Mau dengerin orang curhat sampai kaki kesemutan juga ... tahaaan pokoknya.

Selain itu, menjadi introvert juga memaksa saya untuk selalu berpikir lebih dari sekali, bahkan bisa puluhan hingga ratusan kali hanya untuk mengatakan sesuatu. Karena saya terlalu khawatir kalau apa yang saya katakan mungkin akan menyakiti orang lain atau salah. Jadi, sebelum berbicara sebisa mungkin pasti saya akan berusaha menyaringnya hingga berkali-kali. Dan karena kebanyakan mikir inilah yang membuat saya pada akhirnya malah tidak berbicara apa-apa sama sekali. Entah karena moment-nya yang udah keburu lewat atau akhirnya saya putuskan untuk diam saja meskipun sudah berpikir berkali-kali. Hahaha ... 😂

Yang pasti saya rasakan sebagai seorang yang tergolong introvert. Kepribadian ini secara nyata memang agak menganggu sistem simbiosis manusia. Mereka terlihat seperti orang-orang kuper (kurang pergaulan) dan membosankan. Ya, kalau kamu tidak kenal baik dan dekat dengan mereka, kamu mungkin akan berpikir begitu. Tapi, kalau kamu sudah memiliki kedekatan dengan para introvert ini, kamu mungkin akan menemukan sisi lain dirinya yang tidak pernah dia perlihatkan pada orang banyak. Dan satu lagi hal yang perlu kalian tahu adalah :

Begitu orang introvert percaya padamu dan menganggap kamu sahabatnya, maka dia akan menjadi orang yang sangat setia padamu.

Masalahnya adalah bukan menjadi introvert maupun ekstrovert. Karena dua-duanya sama sama baik dalam perannya masing-masing. Tidak perlu berdebat tentang kepribadian mana yang lebih baik. Lagipula masih ada lagi itu yang namanya ambivert. Yang gak tahu cari di google lagi yak ...

Banyak orang sukses yang dikenal sebagai pribadi ekstrovert. Tapi orang-orang introvert yang sukses juga sangat banyak. Contohnya : Bill Gates, Mark Zuckerberg dan J.K. Rowling. Jadi tidak perlu minder, khususnya yang introvert kayak saya, ya! 😊

Meskipun introvert sering dikonotasikan sebagai pribadi yang cenderung negatif. Tapi semua orang itu pasti dapat bermanfaat kok ... tinggal bagaimana saja kita menguatkan tekad kita untuk menjadi orang yang bermanfaat itu, kan?


Oke sekian dulu ya ... see you in my next post! ✌


Come Back Home!

September 18, 2016 0 Comments
Bismillah ...

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Apa kabar para pembaca? Baik yang memang sengaja mampir kesini untuk mengintip isi blog saya atau pun yang tak sengaja tersasar ... senang akhirnya saya bisa kembali menulis disini ... ya DISINI :)

Kenapa saya beri penekanan pada kata 'DISINI'?

Oke, saya sebenarnya tipe orang yang seringkali tidak punya tekad yang kuat saat melakukan sesuatu. Ketika saya merasa apa yang saya lakukan tidak akan membuahkan hasil, biasanya saya lebih memilih berhenti di tengah jalan lalu putar haluan dan tidak mencoba untuk melakukannya sampai akhir. Itulah mengapa saya sebut diri saya tidak memiliki tekad yang kuat. Karena kalau tekad saya kuat, tentulah saya akan melakukannya sampai akhir--tidak peduli apakah akan berhasil atau pun gagal.

Tapi yang saya tidak mengerti adalah, ketika hal itu berhubungan dengan sesuatu yang tidak begitu vital atau bisa dikatakan 'tidak penting', saya malah seringkali memiliki tekad yang sangat kuat. Contohnya ...  ya blog ini.

Jadi setelah saya perhatikan kembali, blog ini dibuat saat saya duduk di kelas 12 SMA, atau lebih tepatnya pada tahun 2012. Setelah post pertama yang berjudul 'Hello World!', tak ada lagi pos apapun yang saya posting disini. Dan sejak saat itulah blog ini terbengkalai dan berdebu tak berpenghuni. Selama hampir 4 tahun lamanya ... tanpa saya sendiri ingat mengapa saya tidak lagi mempublish apapun.

Kemudian beberapa waktu belakangan ini pun saya mulai sadar kalau saya butuh sekali wadah untuk melakukan aktualisasi diri saya. Salah satunya adalah dengan cara menulis. Dan ketika pikiran itu muncul ... blog lama milik saya ini pun muncul dalam pikiran saya begitu saja.

Itu artinya saya harus segera berkunjung ke halaman blog ini! Dan berusaha untuk kembali log in dengan akun lama saya! Tidak peduli meskipun sudah sangat lama sekali saya tidak pernah mencoba log in kemari, sehingga pasti ada saja hambatan untuk masuk kembali.

Dan ... ternyata saya bisa kembali log in! Setelah memakan waktu yang lumayan, saya bisa kembali menuliskan postingan di blog lama saya.

Oke, mungkin terdengar agak sedikit berlebihan memang. Tapi saya merasa blog ini cukup berharga bagi saya. Ini bukan soal isinya, tapi bagaimana saya dulu mencoba untuk memulainya. Bagaimana awal ketika saya memiliki tekad yang kuat untuk memulai menulis dalam sebuah blog. Walaupun dalam perjalanannya saya tidak pernah menuliskan apapun lagi untuk di post dan beberapa tulisan saya biarkan dalam draft tanpa disentuh sama sekali. Tapi saya pikir tidak ada kata terlambat rasanya untuk memulai kembali.

Blog ini bukan blog yang pertama memang, tapi bisa dikatakan ini adalah blog pertama dimana saya berencana ingin menuliskan cerita tentang diri saya dan pikiran saya. Jika sebelumnya saya hanya 'agak' lebih menyeriusi blog berita yang saya buat untuk pertama kalinya. Maka kali ini saya akan mencoba membangunkan kembali blog ini dari 'mati suri' yang cukup panjang. Sehingga niatan saya kala itu ketika begitu polosnya ingin membagikan pemikiran saya kepada dunia dapat saya rengkuh kembali. Untuk itu, keinginan lama ini mestinya saya wujudkan juga dengan menulis di wadah awal niatan itu, kan?

So, saya harap setelah saya publish tulisan ini, tulisan-tulisan saya yang lain bisa mengikuti dan menyusul juga. Dan pastinya blog ini tidak lagi terbengkalai.

Setidaknya tulisan ini bisa jadi reminder pribadi bagi saya. Dan alangkah lebih bagusnya lagi kalau ada pembaca yang bisa ikut menjadi reminder bagi saya juga ... kalau-kalau saya mulai lupa lagi. 😆

Saya mungkin tidak punya tekad yang kuat tentang cita-cita saya menjadi seorang desainer interior. Tapi setidaknya saya akan berusaha untuk memiliki tekad yang kuat tentang blog ini. Terlepas dari apapun manfaat yang bisa saya, maupun orang lain peroleh dari blog ini.

Source : http://www.jarofquotes.com


Yes, it's COMEBACK HOME!
And see you soon in my next posts ... :)

Terima kasih juga buat pembaca yang sudah buang kuota baca tulisan ini.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh